KEBIJAKSANAAN
tanpa PENINDASAN
BAB
I
PENDAHULUAN
·
Latar Belakang
Di
era globalisasi saat ini terdapat banyak sekali masalah yang tanpa disadari
muncul secara tiba-tiba tanpa memandang situasi, kondisi tempat maupun waktu,
tidak memandang derajat dan tingkat kesetaraan seluruh instansi dimuka bumi.
Mulai dari perushaan pemula, menengah (berkembang) maupun perusahaan bonafide
yang mungkin sudah go public sekalipun. Permasalahan yang dihadapipun
bervariasi mulai dari yang sudah diantisipasi maupun bentuk masalah baru, yang
dipastikan jika tidak bisa diselesaikan akan berdampak negatif bagi perusahaan
tersebut misalnya membuat perusahaan tersebut bangkrut (collapse), namun tidak
sedikit juga yang bisa membalikan situasi dan kemudian bangkit (move on) serta
dapat mengambil keuntungan yang bahkan berlipat ganda dalam usahanya.
·
Perumusan Masalah
Dalam
kesempatan ini kita akan mengurai bersama bagaimana suatu perusahaan yang
didalamnya terdapat 200 (dua ratus) karyawan aktif, dimana dalam menjalankan
usahanya manager atau pimpinan perusahaan diperhadapkan dalam suatu
permasalahan keuangan yang mengancam akan kelanjutan usaha mereka.
Dan setelah dilakukan audit atau
semacam rapat umum bersama, ternyata ditemukan terjadinya pembengkakan
pengeluaran perusahaan dalam sektor keuangan adalah dalam pembiayaan asuransi
karyawan.
Diputuskanlah bahwa untuk
mempertahankan stabilitas keuangan perusahaan perlu diadakan perubahan sistem
asuransi. Perlu diketahui sistem asuransi dalam perusahaan ini menggunakan
sistem managed care. Dan akan beralih menggunakan sistem indemnity. Tidaklah
mudah beralih atau merubah suatu sistem ini mengingat adanya plus minus
diantara kedua sistem ini. Itulah permasalahan pertama.
Permasalahan kedua adalah sebagai
seorang pimpinan suatu perusahaan tidaklah praktis dapat merubah sistem begitu
saja sedangkan keputusan adalah menyangkut 200 (dua ratus) perut karyawannya.
Tentu terjadi perdebatan pro dan kontra mengenai keputusannya nanti, dan
bagaimana cara menyampaikannya agar tetap terlihat berwibawa sebagai seorang
pemimpin yang bisa mengambil keputusan secara bijak, maupun tetap friendly atau
harmonis hubungan antar atasan dan bawahan.
·
Tujuan
1.
Menguasai cara berkomunikasi kepada
bawahan dalam menyampaikan hal-hal yang menyangkut kesejahteraan karyawan
2.
Mengetahui cara mana yang lebih baik
digunakan manager care atau indemnity
3.
Mengetahui keuntungan dan kurugian
menggunakan manage care atau idemnity
BAB
II
Landasan
Teori
·
Apa itu managed care ?
Managed
care terbagi dalam dua suku kata, yang pertama adalah managed yang berarti
mengelola/mengurus/berhasil. Serta care adalah perawatan. Namun pengertiannya
secara luas yaitu managed care merupakan jenis layanan asuransi kesehatan yang
menyediakan perawatan kesehatan serta memberikan akses yang efektif dan efisien.
Dengan kata lain managed care adalah hasil kerjasama antar layanan jasa
asuransi yang ditunjuk dengan perusahaan sebagai pihak yang memiliki peserta
asuransi, dimana dalam program ini setiap periode bulanan akan ada pemotongan
gaji atau upah karyawan untuk memenuhi tunjangan kesehatan karyawannya dengan
tujuan apabila sewaktu-waktu karyawan tersebut mengalami gangguan kesehatan
atau kecelakaan yang harus ditangani secara medis maka dapat diklaim ke klinik,
puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk oleh pihak asuransi sesuai perjanjian
mereka.
·
Apa itu indemnity
Indemnity
dalam kamus bahasa inggris-bahasa indonesia diartikan sebagai ganti rugi.
Dengan kata lain indemnity merupakan produk asuransi yang dalam proses
pengoperasiannya menggunakan sistem plafon atau limit yang ditetapkan oleh
perusahaan sesuai kebutuhan ataupun jabatan serta posisi tiap-tiap pesertanya.
Berbeda dengan managed care, indemnity sendiri hanya akan diklaim ke perusahaan
apabila pesertanya mengalami gangguan kesehatan yang harus ditangani secara
medis entah itu bagaimanapun bentuk permasalahan yang terpenting adalah
keselamatan peserta asuransi, namun dengan plafon kesepakatan yang sudah
disepakati bersama antara pihak perusahaan layanan asuransi dan peserta
asuransinya. Bisa ditarik kesimpulan bahwa indemnity lebih praktis dibanding
managed care.
BAB
III
PEMBAHASAN
·
Tujuan peralihan dari managed care ke
indemnity
Seperti
yang sudah kita bahas diatas bahwa demi kelancaran dan mempertahankan
eksistensinya, perusahaan perlu melakukan perubahan layanan asuransi mereka
dari yang semula managed care ke produk indemnity, dikarenakan terdapat
pemborosan secara materi apabila tetap menggunakan sistem layanan managed care.
Yang kita ketahui bersama seperti kesimpulan diatas bahwa indemnity mereka
problem solved yang paling make sense karena disamping lebih menguntungkan
perusahaan (dalam arti kata bisa lebih save cost) dan dalam pengurusannya para
peserta tidak dipersulit melainkan dipermudah dalam pemrosesannya yaitu lebih
efektif dalam tujuannya (tidak bertele-tele) dan lebih efisien waktu dan tenaga
dibanding dengan managed care yang bisa diketahui bahwa sangat merepotkan jika
sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang bersifat emergency.
·
Cara berkomunikasi
Ada
bermacam-macam cara untuk mengkomunikasikannya kepada bawahan bahwa akan adanya
perubahan layanan asuransi yang semula managed care menjadi indemnity. Tentu
saja tidak semudah membalikan telapak tangan mengingat satu orang pimpinan
harus berhadapan dengan 200 (dua ratus) karyawan makan harus pandai dalam
memilih cara komunikasi yang tepat.
Menurut
Jerald Greenberg terdapat beberapa model komunikasi dalam perusahaan untuk
menyampaikan tujuan pimpinan kepada bawahannya yaitu ;
Pertama
: rational persuasion, dengan menggunakan argumen yang logis dan fakta-fakta
untuk merayu orang-orang yang diincar dengan ketentuan keinginan dan tujuannya
akan terjadi.
Kedua
: inspirational appeals, yaitu dengan membakar semangat serta cita-cita
seseorang dengan menunjukan contoh konkrit.
Ketiga
: collaboration, bagaimana caranya agar supaya orang-orang yang diincar dapat
menyetujui semua usulannya.
Keempat
: consultation, melibatkan orang lain dalam perumusan masalah dan mengambil
keputusan.
Kelima
: ingratiation, berikan yang mereka inginkan serta tempatkan dalam suasana hati
yang baik.
Keenam
: exchange, memberikan iming-iming tentu saja merupakan timbal balik setelah
mengikuti kemauan pimpinan.
Ketujuh
: personal appeal, berbaur dengan bawahan dan komunikasikan secara hati ke hati
seperti tidak ada batasan antara atasan dan bawahan.
Kedelepan
: coalition building, mempengaruhi orang sekitar, agar memberikan masukan agar
dapat bergabung dalam koalisi.
Kesembilan
: pressuring, mengintimidasi atau melakukan keharusan untuk patuh terhadap
perintah.
Dalam
study case ini saya melihat bahwa bentuk komunikasi yang paling ideal adalah
yang pertama yaitu rational persuasion. Perusahaan dapat mengemukakan segala
hal yang terjadi sesuai fakta yang muncul, apa problemnya dan bagaimana problem
solved dari masalah itu sendiri. Sebagai pimpinan yang bijak pasti bawahan bisa
menerima dan memahami situasi ini. Tanpa ada rasa penindasan dari perusahaan
terlebih dengan cara komunikasi pimpinan yang berwibawa dan bijaksana.
BAB
IV
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa indemnity lebih praktis
dibanding managed care dan lebih menguntungkan bagi perusahaan yang sedang
mengalami masalah keuangan perusahaan.
Refrensi :
Departemen
kesehatan RI, 2001, profil perkembangan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
tahun 2000
Jerald
Greenberg, Managing behavior in organization. Prentice Hall: New jersey, 2005
Pustaka
ilmiah